Rabu, 29 Mei 2013

'Lamun', me-lamun.

Yah... selalu berawal dari lamunan, Aku menulis.

Ini kali, bukan tentang galau yang kurasa, bukan tentang ke-hitam-an yang selalu kutulis, bukan juga tentang bahagia penuh cinta yang sedang membara.

Ingin membagi sebuah lamunan tentang "CITA-CITA". Mari... me-lamun. :)

    Geriak ombak dihatiku yang malang,
tertahan , sempat tertahan pasang surut keadaan.

 Disenyumnya aku titip harapan besar tentang jiwa kesepian,
namun Langit  malah memberi hujan yang begitu lebat dihari yang naas.
Hilang, Sempat hilang sejenak dan 'diam' gemuruh ombak dihatiku yang malang.

Ke-hilang-an arah bersama hilang senyum yang aku titip disana harapanku.
mengikuti alur... hari demi hari, terjebak kegamangan suara ramai yang selalu menakutiku.
"Aku kuat", hanya itu... sendiri, selalu dalam keramaian.

Ntah, rahasia-Nya memang selalu membuat terkejut.
Sampai aku Di cita-cita yang dari dahulu aku tengadahkan pada-Nya.
Namun.. lagi-lagi kegamangan membuat ketakutanku menganga.
Aku sudah sampai pada Cita-cita, namun kegagalan berulang kali membuatku jengah dan menyerah.

"Kembali... kembali... kembali...pada cita-citamu"
"Kuat.... Kuat... Kuat..."
Yah... Kuat sampai batas waktu kata 'selesai'.

Cita-Cita mu disini.
Tunjuk jari jemari menuju hati.





Jumat, 18 Januari 2013

Kisah Tanpa Judul

   Bus primajasa jurusan bandung-lebak bulus telah kunaiki. mengantarkanku menuju perjalanan yang awalnya tak ada tujuan. Hmmm... berlari dari rumah yang serasa tak berpenghuni (mungkin.. hanya untuk aku, saat itu). Dalam keadaan lemas aku rebahkan badanku di kursi bis yang memang penumpangnya sangat sedikit waktu itu, lamunanku menuju pada masa disaat aku tak mengenali orang lain selain diriku, Namun... aku hanya tau cahaya itu ada diantara senyum bersahaja ayahku. Dalam hati berkata..." begitu sulit 7 tahun tanpamu...". Airmata tak kunjung berhenti. sampai pada akhirnya aku tersadar oleh bunyi hpku, saat kubaca... tetehku menanyakan kabarku, aku tau... tetehku (red- kakak perempuanku- sunda)sangat menghawatirkan keadaanku, begitupun juga aa (red- kakak laki-laki- sunda) ku yang sblmnya telah menyuruhku untuk mengurungkan niatku untuk pergi. Namun ini hanyalah aku... lagi-lagi harus merepotkan kalian dan hanya maaf yang bisa aku ucapkan. Tak lama setelah itu seseorang mengirimkan pesan dan menanyakan kabar aku sedang dimana, sempat kaget.... karna sebelumnya kita sedang mempunyai masalah yang sempat membuat kita berdua untuk memilih saling diam. Hmm.. aku curiga ada pihak keluarga yang memberitahu dia kalau aku pergi.  Ternyata saat aku tanyakan, memang benar tetehku yang memberitahu dia kalau aku pergi. Dan dia menawarkan diri untuk menjemputku, aku malu. Sesampainya aku di lebak bulus, dia ada menjemputku dengan motornya. Serasa masalah yang kemarin membuat kita saling diam itu terlupakan begitu saja.
     Aku menginap dikosan temanku. Pada saat itu memang aku sedang dalam keadaan sakit, lemas rasanya badanku tak bertenaga apalagi dengan angin malam jakarta yang begitu panas. Ah... serasa terbakar tubuhku! Panas jakarta dan suhu badanku yang belum pulih. Aku dijakarta memang tanpa tau kapan akan pulang, karna yang aku tau saat itu aku harus pergi dan ntah kapan kembali. Tak tau apa yang ada dalam pikiranku saat itu, namun saat ini kalau aku harus memilih dalam keadaan seperti itu aku akan duduk diam tanpa kata, tak harus pergi dan membuat masalah. Hanya lagi.. aku kembali pada satu ungkapan " Terkadang kita harus menelan kekecewaan, kegagalan untuk mendapatkan suatu kebahagiaan dan kesuksesan. Karna untuk bahagia dan sukses tidaklah instan".
   Tak terasa hari berlalu, sudah hari ke-empat aku dijakarta. Merepotkan temanku (terimakasih... untuk tempat, makanan, pakaian dan waktu. Allah yang membalas semuanya *peluk*), juga dia. Malam itu dia berkata"saatnya kamu pulang...", aku sempat terdiam dan mataku sudah tak kuat menahan airmata, namun bathinku berkata "aku kuat untuk itu", dan aku jawab... "iyah, aku pulang" sambil menganggukan kepalaku, dia tersenyum. Aa ku pun nelpon kembali menanyakan kabarku kepada dia, dan dia menjawab... dia akan mengantarkan aku pulang sabtu siang besok. Kelihatannya Aa ku pun sangat lega. Dan aku... harus kuat untuk itu. Ntah bagaimana aku mengungkapkan semua ini, namun... di hari-hari aku dijakarta, di hari-hari aku sedang kehilangan arah, dia memang membuat aku begitu kuat. Dia berusaha untuk membuat aku memahami, ini bukan kesalahan yang harus aku sesali, tapi kesalahan yang harus aku pelajari." Terimakasih untuk Cinta yang tak pernah lelah". Dan aku pulang dengan sesegala ketakutan,  tapi aku terus berkata pada diriku sendiri "AKU KUAT! ". Karna tak ada yang memahami masalahmu kecuali dirimu sendiri.

/bye

Senin, 14 Januari 2013

Tanpa Judul.

Terkapar... Sudah.
Komunikasi tak berujung baik pada kata "terserah...!"
Ya... sudahilah, sudah.



*Diujung tanduk takut yang akut, kau beri aku satu kata yang tak mudah... "Terserah".


Sesegala sesuatu untuk sebagian orang tidak selalu dianggap penting, dan menganggap hal dengan serius. Dan,,, untuk sebagian orangpun tidak menganggap sesuatu hal itu gampang dan mudah dilupakan.

kairo, dingin dan membeku. 2013.

Senin, 25 Juni 2012

Untitled

Terkadang... memang benar, disaat aku bisa membuatmu tertawa, aku pun juga sekaligus membuatmu terluka.
Begitupun juga kamu.


Dan... terkadang kamu tidak menyadari begitupun juga aku, disaat kita sama2 saling memberi luka... kita selalu bilang tidak apa-apa, namun sebenarnya hati kita rapuh.
Hari ini.... kesedihan kembali menghampiriku. Dan kamu adalah alasan kesedihanku.
Dan.. disaat sedih seperti ini aku sangat merindukan hujan yang mampu mengguyur seluruh kesedihanku. Setidaknya, aku bisa menangis sepuasku. Sayangnya... hujan tak turun dengan lebat dikota ini, dan musim panas kota ini semakin membuat lukaku terasa terbakar.
Aaaaaarrrrrgggggh.... masalah yang terkadang tak kunjung usai, dengan kata2 yang selalu tak sampai pada tujuan, membuatku terkdang merasa aku sudah bisa membencimu. Namun... bukan karna luka yang begitu dalam, tapi... percayalah, aku telah memilihmu menjadi penyempurna hidupku. dan aku tau, semua akan berakhir dengan baik.
walaupun terkadang picik pikirku berkata, ("kenapa harus menimpakan luka itu kepadaku? kenapa harus aku?") tolong jangan kamu dengar pikirku... itu hanya kemarahanku saja bukan sebenarnya.
Maaf... terkadang aku selalu menyimpan cerita tntang sesuuatu yang terjadi, sesuatu yang aku rasa,  aku tak berbagi bukan karna aku tak ingin, namun terkadang... saat aku mengeluh dan bercerita kamu tidak memahami apa yang aku rasa. Dan justru terkadang kesalahpahaman itu malah yang membuat rumit.
kamu tau.... aku sangat merindukanmu saat ini dan untuk berantah kapan. Ini menyakitkan... merindukanmu saat kamu tidak menyadari itu. Apakah kamu juga seperti ku?
Tapi... atas apapun, senyummu lebih berarti dari lukaku. Maaf... selalu memikulkan kesalahan, beban dan masalah kepadamu. Harus kamu tau... Kamu adalah kamu dengan apapun kamu.
<3 I LOVE U <3





 

JARAK


Hanya karna jarak, aku tak bisa membuatkan kopi sedikit manis kesukaanmu.
Hanya karna jarak, aku tak bisa melihat senyum gombalmu saat merayuku.
Hanya karna jarak, saat aku menangis aku tak bisa meminjam bahumu untuk hanya sekedar menyandarkan kesedihanku.
Hanya karna jarak, kita harus menjalani hubungan dengan jarak yang harus kita ikhlaskan.
Dan... Hanya karna jarak, terkadang kerinduan yang terpisahkan oleh ruang dan waktu membuat kita seakan ini semua takkan berjalan baik, hanya karna kerinduan yang tak tertahankan membuat ego tak bisa terkendalikan.

Maaf untuk jarak yang harus aku pilih, sehingga bahasa yang kita sampaikan dalam tulisan tidak bisa membuat yang buruk menjadi baik.

Maaf untuk jarak yang harus aku pilih, membuatmu menunggu sampai kapan sesuatu yang klise akan berakhir.

Namun... semoga dengan jarak yang aku pilih, bisa membuatku belajar dan mengambil satu pelajaran berharga untukku semakin memahami, takkan ada yang bisa merubah pilihanku untuk memilih kamu menjadi seseorang penyempurna dalam hidupku. Bukan untuk menggantikan siapapun atau apapun, namun... Hanya kamu.

kairo, 21:29 "kamar pinky".