Ntah raja ataupun rakyat jelata,
seorang miskin ataupun kaya,
golongan atas ataupun bawah,
bahkan seorang ilmuwan sekalipun tak ada yang pernah bisa memaknai(nya) dgn sebenarnya.
Dengan kepala berbeda, isipun berbeda.
Pemikiran sama... adalah kebetulan mungkin atas kecocokan rasa dan logika.
Agama memaknai(nya) dengan keimanan terhadap Sang Maha. Mungkin akan berbeda bila filosof Memaknai(nya). Seseorang yang sedang terlena oleh(nya) akan berbeda 100 persen dengan seseorang yang sakit karena(nya). Bagaimanapun Semua orang berpendapat tentang(nya), tetap... tak ada kata cukup untuk(nya).
Tapi... saya yakin, bahwa semua manapun, kepala siapapun, hati semua orangpun meyakini, bahkan seorang yang sakit karena(nya) pernah meyakini bahwa, keindahan adalah milik(nya).
-Persembahan sephi untuk "Cinta". Bahwa(nya) adalah KAMU-
Bawabah 2, cairo-mesir
04:15, dikala menjemput mentari.